PDA

View Full Version : Melamine (Kasus susu china)



mdharmaw
25-09-2008, 06:17 PM
Pemberian melamine pada susu ini salah satu tujuannya adalah sbb:

Untuk meningkatkan kuantitas susu yang biasanya diberi campuran air kemudian ditambah melamine agar mempengaruhi/meningkatkan kadar protein apabila kadar protein susu tersebut di tes/dihitung.

Wah...jadi kita mesti lihat apakah pakan koi kita juga mengandung melamine atau tidak neeh...
Kesian si Koi kalo sampai ginjalnya rusak.... :x

Apakah ada yang tahu ada pakan koi yang dicampur dgn melamine????


Cheers

Begichu
25-09-2008, 08:21 PM
waduw..masa sih smpe pakan koi aja ada melamine nya?
kayaknya ga deh,soalnya kan bukan utk manusia..ga gt diperhatikan biasanya.

hankoi
25-09-2008, 08:27 PM
Doeloe saia pernah bereksperimen, pakan koi saia campur dengan susu morinaga (untuk anak umur 1-2 th).
Dan hasil nya baik" saja.

mdharmaw
25-09-2008, 09:16 PM
Kerusakan jangka panjang boss....

Kan kalo kita beli pakan koi juga lihat proteinnya tinggi atau tidak...

Gom 7rait
26-09-2008, 11:19 AM
Wah....

Klo sampai harus mikir beginian, bisa-bisa miara koi bukan jadi relakx malah ... tambah was-was dan selalu kuatir.... udah, biarin aja Bro... koi udah biasa makanan yang campur baur .....
He...e.e.e.e.e.

cheers

Begichu
26-09-2008, 11:30 AM
jd intinya..koi itu kuat..http://www.addemoticons.com/emoticon/crazy/AddEmoticons00516.gif
jd inget koi saya pernah loncat smpe kering..http://www.addemoticons.com/emoticon/crazy/AddEmoticons00510.gif
tp pas ditaruh di air..3jam kemudian sehat kembali..http://www.addemoticons.com/emoticon/crazy/AddEmoticons00527.gif

mdharmaw
26-09-2008, 02:41 PM
http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/ ... in.ke.susu (http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/26/05515043/inilah.bahaya.mengoplos.melamin.ke.susu)

Inilah Bahaya Mengoplos Melamin ke Susu

Jumat, 26 September 2008 | 05:51 WIB
KARENA ingin menjadikan seolah kandungan proteinnya tinggi, produk susu di China dicampuri melamin. Tidak tanggung-tanggung, sekurangnya empat bayi meninggal dunia dan sampai hari ini sudah lebih dari 13.000 bayi harus dirawat.

Sebenarnya kasus yang mirip pernah terjadi secara luas tahun lalu akibat pengoplosan melamin ke dalam makanan hewan dari China. Akibatnya, ratusan anjing dan kucing mati serta ribuan lainnya menderita gagal ginjal.

Apakah melamin itu? Samakah dengan melamin yang dipakai untuk peralatan makan kita? Apakah bahayanya? Pelajaran apa yang dapat ditarik dari kasus ini? Tulisan singkat berikut akan mencoba memberikan jawaban atas hal-hal itu.

Beda dengan perkakas

Melamin yang dipermasalahkan adalah senyawa organik bersifat basa dengan rumus C3H6N6, kandungan nitrogennya sampai 66 persen, biasa didapat sebagai kristal putih. Melamin biasanya digunakan untuk membuat plastik, lem, dan pupuk.

Plastik dari melamin, karena sifat tahan panasnya, digunakan luas untuk perkakas dapur. Jadi, melamin yang kini diributkan berbeda dengan melamin plastik perkakas. Melamin yang diributkan ini adalah bahan dasar plastik melamin.

Berdasarkan informasi di situs WHO, pencampuran melamin pada susu berawal dari tindakan pengoplosan susu dengan air. Akibat pengenceran ini, kandungan protein susu turun. Karena pabrik berbahan baku susu biasanya mengecek kandungan protein melalui penentuan kandungan nitrogen, penambahan melamin dimaksudkan untuk mengelabui pengecekan agar susu encer tadi dikategorikan normal kandungan proteinnya.

Data keamanan melamin

Penambahan melamin ke makanan tidak diperbolehkan oleh otoritas pengawas makanan negara mana pun. Walaupun seperti diberitakan Kompas, studi tentang efek konsumsi melamin pada manusia belum ada, hasil ekstrapolasi dari studi pada hewan dapat digunakan untuk memperkirakan efek pada manusia.

Hal itu telah tampak bila melamin bergabung dengan asam sianurat (yang biasa juga terdapat sebagai pengotor melamin) akan terbentuk kristal yang dapat menjadi batu ginjal. Batu ginjal ini telah tampak pada hewan-hewan korban kasus pengoplosan melamin tahun lalu. Batu ginjal inilah yang dapat menyumbat saluran kecil di ginjal yang kemudian dapat menghentikan produksi urine, gagal ginjal, bahkan kematian.

Telah diketahui juga bahwa melamin bersifat karsinogen pada hewan. Gejala yang diamati akibat kontaminasi melamin terdapat pada darah di urine, produksi urine yang sedikit, atau sama sekali tidak dihasilkan, tanda-tanda infeksi ginjal, dan tekanan darah tinggi.

Melamin memang tidak dapat dimetabolisme oleh tubuh. Data keselamatan menyatakan, senyawa ini memiliki toksisitas akut rendah LD50 di tikus, yaitu 3.161 mg per kg berat badan. Pada studi dengan menggunakan hewan memang dikonfirmasi, asupan melamin murni yang tinggi mengakibatkan inflamasi kandung kemih dan pembentukan batu kandung kemih.

Food and Drugs Administration (Badan Makanan dan Obat) Amerika Serikat menyatakan, asupan harian yang dapat ditoleransi (tolerable daily intake/TDI) melamin adalah 0,63 mg per kg berat badan. Pada masyarakat Eropa, otoritas pengawas makanannya mengeset standar yang lebih rendah, yaitu 0,5 mg per kg berat badan.

Seberapa parah kontaminasi yang terjadi? Dari inspeksi yang dilakukan di China, dari 491 batch (kelompok) yang dites, 69 di antaranya positif mengandung melamin, berkisar dari 0,09 mg per kg susu sampai 619 mg per kg susu. Bahkan ada yang mencapai 2.563 mg per kg.

Dengan konsumsi susu formula per kg berat badan bayi sekitar 140 g sehari, kalau bayi mengonsumsi susu yang terkontaminasi akan menerima asupan melamin 0,013-86,7 mg per kg berat badannya. Bahkan, kalau mengonsumsi susu yang terkontaminasi 2.563 mg melamin per kg susu, dapat mencapai asupan 358,8 mg per kg berat badannya. Jauh melampaui batas toleransinya!

Pelajaran

Kasus ini memberi kita berbagai pelajaran. Pertama, analisis protein dalam makanan dengan metode penentuan nitrogen dalam kasus ini ternyata dapat dikelabui dengan bahan lain yang kandungan nitrogennya tinggi. Padahal, terdapat cara-cara lain untuk analisis protein selain dengan penentuan kandungan nitrogen, yang dalam kasus seperti ini perlu dilakukan.

Kedua, pengetahuan tentang bahaya penggunaan bahan aditif makanan harus diberikan ke semua lini, terlebih yang terlibat dalam produksi makanan. Keinginan mendapat keuntungan lebih besar, yang mungkin dipadukan dengan ketidaktahuan, ternyata berdampak amat besar.

Dalam skala yang berbeda dan melibatkan bahan yang berbeda, di sekitar kita banyak kasus seperti ini, misalnya kasus boraks, formalin, dan sebagainya. Saya yakin ”keuntungan” yang didapat dari tindak seperti ini tidak akan dapat membayar kerugian yang diakibatkannya, apalagi sampai hilangnya nyawa bayi-bayi tak berdosa.

*ISMUNANDAR, Guru Besar Kimia di FMIPA ITB

Begichu
26-09-2008, 05:34 PM
hiyy..ngeri banget ya..http://www.addemoticons.com/emoticon/monkey/AddEmoticons12622.gif
terima kasih infonya,maklum orang susah nih ga pernah beli koran..http://www.addemoticons.com/emoticon/monkey/AddEmoticons12676.gif