PutNus
03-05-2009, 05:22 PM
Koi menyambung silaturakhmi
Drs Yoso Abdullah Gautama, aku memanggilnya Pak Yoso, seorang teman yang sangat aku kagumi karena keramahannya , kesahajaannya serta ketulusannya dalam mengartikan nilai kekerabatan.
Kami saling mengenal sejak tahun 1978, ketika aku ditugaskan untuk memimpin satu unit usaha di Irian Jaya (sekarang disebut Papua) oleh perusahaan tempatku bekerja, sebuah BUMN yang bergerak dalam pengusahaan hutan, dan Pak Yoso adalah Branch Manager dari perusahaan alat alat berat terkemuka yang equipmentnya kami gunakan untuk kegiatan proyek kami.
Relationship yang terbangun akibat tugas kami masing masing itu, lebih kurasakan sebagai hubungan kekeluargaan yang sangat dalam membekas dihatiku, tak terlalu lama kami berhubungan ,hanya sekitar 3 tahun saja , tapi telah menggoreskan kesan yang sangat dalam dalam hatiku.
Demikian mendalamnya kehadiran sosok seorang Pak Yoso didalam benakku , membuatku terus mengenangnya dan diam diam aku mengikuti perjalanan kariernya setelah kami berpisah.
Prestasinya yang gemilang telah mengantarnya ke puncak karier sebagai salah seorang President Director pada Perusahaan Swasta Nasional terkemuka dinegeri ini
Tapi Pak Yoso adalah Pak Yoso, sikapnya tidak berubah karena jabatan dan posisi sosialnya yang berada tinggi di awan, setiap kali kami bertemu dalam berbagai kesempatan , dia tetap Pak Yoso yang dulu, sapaannya tetap hangat, gurauannya tetap segar dan semuanya meluncur tulus dari hatinya yang lapang.
“ Kita berteman bukan karena pakaian yang kita kenakan ditubuh kita, tapi pada KULIT YANG DIBALUTKAN TUHAN pada diri kita” Itulah kata- katanya yang selalu terngiang ditelingaku
Sekian belas tahun lamanya kami tak pernah bertemu, aku telah kehilangan jejaknya, dan sungguh diluar dugaan tokoh idolaku itu aku jumpai secara tak sengaja di sebuah acara Koi Show beberapa bulan yang lalu di MGK.dan tetap saja dia adalah Pak Yoso yang dahulu, sama seperti ketika saat pertama kami bertemu ditahun 1978
Sungguh suatu berkah yang kuterima dari komunitas Koi yang kucintai ini.
Kecintaan ku pada Koi ikan yang sangat toleran pada sesamanya, jauh dari sifat sombong ataupun angkuh itu, telah membuatku memasuki lingkungan pergaulan yang sangat bersahabat, lalu disini pula kujumpai idola lamaku yang telah terpisah belasan tahun, Pak Yoso, ternyata juga seorang pecinta Koi, bukan hanya itu , Pak Yoso memang memiliki sifat sifat Ikan Koi yang kita kagumi itu, bersahaja, akrab dan tulus dalam memandang nilai nilai persahabatan, mau menerima kelebihan teman , tapi juga ikhlas menerima kekurangan kawan.
Hormatku bagi Pak Yoso,hormatku bagi Masyarakat Perkoi an Indonesia dengan berbagai clubnya,hormatku bagi pecinta Koi Nusantara pendamba keakraban dan kekeluargaan.
Drs Yoso Abdullah Gautama, aku memanggilnya Pak Yoso, seorang teman yang sangat aku kagumi karena keramahannya , kesahajaannya serta ketulusannya dalam mengartikan nilai kekerabatan.
Kami saling mengenal sejak tahun 1978, ketika aku ditugaskan untuk memimpin satu unit usaha di Irian Jaya (sekarang disebut Papua) oleh perusahaan tempatku bekerja, sebuah BUMN yang bergerak dalam pengusahaan hutan, dan Pak Yoso adalah Branch Manager dari perusahaan alat alat berat terkemuka yang equipmentnya kami gunakan untuk kegiatan proyek kami.
Relationship yang terbangun akibat tugas kami masing masing itu, lebih kurasakan sebagai hubungan kekeluargaan yang sangat dalam membekas dihatiku, tak terlalu lama kami berhubungan ,hanya sekitar 3 tahun saja , tapi telah menggoreskan kesan yang sangat dalam dalam hatiku.
Demikian mendalamnya kehadiran sosok seorang Pak Yoso didalam benakku , membuatku terus mengenangnya dan diam diam aku mengikuti perjalanan kariernya setelah kami berpisah.
Prestasinya yang gemilang telah mengantarnya ke puncak karier sebagai salah seorang President Director pada Perusahaan Swasta Nasional terkemuka dinegeri ini
Tapi Pak Yoso adalah Pak Yoso, sikapnya tidak berubah karena jabatan dan posisi sosialnya yang berada tinggi di awan, setiap kali kami bertemu dalam berbagai kesempatan , dia tetap Pak Yoso yang dulu, sapaannya tetap hangat, gurauannya tetap segar dan semuanya meluncur tulus dari hatinya yang lapang.
“ Kita berteman bukan karena pakaian yang kita kenakan ditubuh kita, tapi pada KULIT YANG DIBALUTKAN TUHAN pada diri kita” Itulah kata- katanya yang selalu terngiang ditelingaku
Sekian belas tahun lamanya kami tak pernah bertemu, aku telah kehilangan jejaknya, dan sungguh diluar dugaan tokoh idolaku itu aku jumpai secara tak sengaja di sebuah acara Koi Show beberapa bulan yang lalu di MGK.dan tetap saja dia adalah Pak Yoso yang dahulu, sama seperti ketika saat pertama kami bertemu ditahun 1978
Sungguh suatu berkah yang kuterima dari komunitas Koi yang kucintai ini.
Kecintaan ku pada Koi ikan yang sangat toleran pada sesamanya, jauh dari sifat sombong ataupun angkuh itu, telah membuatku memasuki lingkungan pergaulan yang sangat bersahabat, lalu disini pula kujumpai idola lamaku yang telah terpisah belasan tahun, Pak Yoso, ternyata juga seorang pecinta Koi, bukan hanya itu , Pak Yoso memang memiliki sifat sifat Ikan Koi yang kita kagumi itu, bersahaja, akrab dan tulus dalam memandang nilai nilai persahabatan, mau menerima kelebihan teman , tapi juga ikhlas menerima kekurangan kawan.
Hormatku bagi Pak Yoso,hormatku bagi Masyarakat Perkoi an Indonesia dengan berbagai clubnya,hormatku bagi pecinta Koi Nusantara pendamba keakraban dan kekeluargaan.