PDA

View Full Version : Serangan KHV, tolong ... !



INdragonZ
15-05-2008, 12:02 PM
kolam saya terkena serangan KHV, sampai saat ini sudah mati 3 ekor nich ... ! kolam saya 2m x 5m x 0.6m
bagaimana pengobatannya?
saya minta tolong pada toko ikan hias di jember, katanya, ...
caranya dikasih garam ikan 4 bungkus(@1kg) , 4 obat sachet (air kolam jadi kuning), 4 kapsul warna putih, dan diusahakan banyak pompa dan aerator yang dipasang di kolam karena penyakit itu takut pada air yang bergerak, ...
apa langkah itu benar ... ?
tolong bantuannya . . .I

showa
15-05-2008, 12:18 PM
Om Dragon,..........


yakin jika ikan itu terkena KHV...........?,
jika ternyata benar agak sulit memang utk mengobati virus tsb.
sejauh ini belum ada penangkalnya.

kalau pun ada ini hanya percobaan belum dapat dipastikan sembuhnya karena itu. ( saya kurang yakin )

contoh: diberi garam sesuai dosis + formalin. ( lakukan 3 tahap selang waktu istirahat 2 hari ).

selamat mencoba

Coolwater
15-05-2008, 05:05 PM
Kalo ga salah, saya juga pernah baca pemakaian heater juga bisa membantu pak. Kalo utk sembuh total sih nga bisa. Virusnya akan tetap ada cuma tidak aktif. Kalo di luar negri biasanya ikan yg kena virus ini harus di basmi.

William Pantoni
15-05-2008, 05:49 PM
Pak...yakin itu KHV?
Saya ada pengalaman pribadi ttg KHV beberapa bulan yg lalu...kolam saya jg kena...setiap hari pasti ada yg mati antara 3- 4 ekor ( Setiap Hari ) dan memang tdk ada obat nya...akhir nya saya putus kan utk dimusnahkan sisa koi semuanya dan mulai lg dari nol....krn takut nya walaupun nanti ada yg survvive, tp bisa nular ke ikan yg baru. Jadi sy ambil aman nya aja.

Kolam saya kuras abis, kasih kaporit dan rendam beberapa hari dan filter tetap jalanin. Setelah itu kuras habis lag dan jemur beberapa hari tanpa air. Baru diisi lg air baru lg dan kasih garam dan obat2an.

hankoi
15-05-2008, 08:15 PM
Memang agak susah memastikan bahwa itu serangan khv atau bakteri ganas. Untuk lebih tepatnya sampel ikan yg sudah mendekati ajal dibawa ke lab dan diperiksa untuk mengetahuinya.
Sebab mungkin hanya karena salah penanganan sehingga menyebabkan stres dan mudah diserang oleh bakteri ganas.
Kalau untuk kasus khv memang ikan yg terjangkit harus dimusnahkan.
Pada kasus serangan bakteri, dengan treatment pengobatan yg disiplin masih bisa untuk menyelamatkan sebagian ikan tanpa harus memusnahkannya.

sankeku
15-05-2008, 08:48 PM
halo pak, kira2 setahun yg lalu teman saya pernah mengalami kejadian seperti ini karena import ikan dari jepang yg menyebabkan puluhan ikan ditempatnya mati..langkah yg ia lakukan yaitu membuang semua ikan yg terjangkit khv dan menyuntik antibiotik ke sisa ikan yg masih hidup dan sisa ikannya itu sampai hari ini masih hidup hanya saja ia masih belum berani mencampurkan ke kolam lainnya :lol:

steamkoi
16-05-2008, 09:44 AM
Pak bisa kasih foto ikan2 yang mati? thanks.. karena kemungkinan bukan KHV :)

svenni
16-05-2008, 10:23 PM
Hi Pak,

sorry to hear about your problems. However the first step should be a proper test in a lab that has a "nested PCR" (for example at the airport in Cengkareng. If the result is KHV positive the only choice is to kill all remeining koi and desinfect your pond. There is no treatment for KHV and the surviving koi will remain "carrier" koi that can infect other koi. This may sound hard but that is the only proper solution. Anything else is russian roulette and a potential danger.

However, if the lab result is KHV negative your koi might be infected with "Columnaris". This is a very aggressive bacteria and it is very difficult to treat. Symptoms of the acute infection will be white spots on the gills. This will also lead to massive losses in your pond, especially smaller koi have a very low chance to survive. For Columnaris the use of 0,7% salt and a high dosis of Elbaju is a possible treatment. For bigger koi injections with Nuflor (antibiotic) are also a possible treatment.

William Pantoni
17-05-2008, 05:51 AM
Svenni Wrote :

However, if the lab result is KHV negative your koi might be infected with "Columnaris".

Pak Svenni, what is the cause of this "Columnaris" bacteria? Is it because coming from new fish?
Thx

svenni
17-05-2008, 09:03 AM
Hi Pak William,

according to the info in the several books it is still not clear where the bacteria retreats and how it suddenly occurs. A new koi in the pond is always a potential reason. However in Europe this bacteria nowadays occurs more often during summer when the water is above 20 deg. Celsius. According to experts several reasons seem to support an outbreak of Columnaris, such as bad water quailty, lots of organic matter in the pond and a high water temperature. A test with koi that where split into 2 groups showed that the koi in water with 10 deg. did not get infected at all but at 21 deg. all koi in the pond died....

William Pantoni
17-05-2008, 09:42 AM
Pak Svenni....thx pak for your explanation.
So far according to your experience, is this bacteria ever occurs in Indo?

steamkoi
17-05-2008, 11:49 AM
However, if the lab result is KHV negative your koi might be infected with "Columnaris". This is a very aggressive bacteria and it is very difficult to treat. Symptoms of the acute infection will be white spots on the gills. This will also lead to massive losses in your pond, especially smaller koi have a very low chance to survive. For Columnaris the use of 0,7% salt and a high dosis of Elbaju is a possible treatment. For bigger koi injections with Nuflor (antibiotic) are also a possible treatment.

Yup seperti pak svenn bilang, karena waktu itu ikan saya 1 kolam terkena Columnaris, 1 per satu ikan mati. Penyakit ini sangat cepat menular ke ikan yang lain .. ini disebabkan oleh bakteri. Jika kita telat mengkarantina maka sangat dipastikan ikan2 yang lain akan mati juga. Bahkan di dalam karantina pun ikan2 masih kemungkinan ada yang mati.

svenni
17-05-2008, 11:58 AM
Pak Svenni....thx pak for your explanation.
So far according to your experience, is this bacteria ever occurs in Indo?

Unfortunately yes, I also had it once end of last year and I lost around 140 of my best koi. The damage was huge :twisted:

hankoi
17-05-2008, 07:24 PM
Unfortunately yes, I also had it once end of last year and I lost around 140 of my best koi. The damage was huge :twisted:

Experiance is the best teacher 8) 8) 8) 8) 8) 8)

svenni
17-05-2008, 11:58 PM
Unfortunately yes, I also had it once end of last year and I lost around 140 of my best koi. The damage was huge :twisted:

Experiance is the best teacher 8) 8) 8) 8) 8) 8)

That's true. But 750 jt. is a lot of money :evil: I cannot afford to pay that tuition fee again :shock:

William Pantoni
18-05-2008, 07:59 AM
svenni wrote :

That's true. But 750 jt. is a lot of money

750jt????? That is a loooooottttt of money pak. Sorry to hear that... :cry: :cry: :cry:

But still till today nobody knows how this bacteria coming from and best treatment for this bacteria :?: :?: :?:

hankoi
18-05-2008, 07:50 PM
750juta ?????????????..........your experiance is so so so expensive :cry: :cry: :cry: :cry: :cry: :cry: :cry: :cry: :cry: :cry:

steamkoi
18-05-2008, 08:10 PM
750jt that is an experience that can't be happened again in the future :( ... I'm sure if i were mr svenn.. i'll say it for a bankruptcy.

Seremmm!! :shock:

h_andria
28-05-2008, 08:20 AM
mohon maaf nih..
KHV itu apa ya?
:roll: :roll: :roll:

aaoded
28-05-2008, 09:20 AM
Koi Herves Virus...
Kl tidak salah, salah satu ciri ikan yg terinfeksi oleh KHV tersebut, badannya membusuk, bahkan terlihat seperti melepuh...
mohon koreksinya kl sy salah...

KARHOMA
16-09-2008, 11:02 AM
Koi Herves Virus (KHV): Penyebab Kematian Massal pada Ikan Mas dan Koi
Diterbitkan Juli 24, 2007 mas

Pendahuluan Identifikasi dan Karakterisasi Morfologi Kesimpulan Referensi

Pendahuluan

Budidaya ikan yang intensif tanpa diikuti dengan sistem biosekuriti yang baik sering mengakibatkan adanya penyebaran penyakit yang cepat antar populasi ikan, baik secara lokal, regional ataupun antar negara. Beberapa penyakit dapat menyerang tanpa membedakan jenis inangnya sedangkan yang lain bersifat spesifik-inang. Penyakit yang diakibatkan virus biasanya bersifat khusus pada famili yang memiliki kekerabatan dekat atau bahkan hanya pada jenis tertentu. Umumnya, penyakit yang diakibatkan virus dapat menimbulkan penyakit yang akut dan kematian. Pada famili cyprinid, beberapa virus yang pernah dilaporkan menyebabkan penyakit akut, antara lain: rhabdovirus, corona-like virus, iridovirus dan herpesvirus (Hutoran, et al., 2005). Herpesvirus pada ikan secara umum diidentifikasi sebagai penyebab penyakit mulai dari infeksi sisik hingga infeksi sistemik yang fatal (Gilad, et al., 2003). Pada herpesvirus yang menyerang cyprinid, sebelumnya sudah dikenal adanya pox herpesvirus ikan mas (Cyprinid herpesvirus 1, CyHV-1) dan haematopoietic necrosis herpesvirus ikan maskoki (Cyprinid herpesvirus 2, CyHV-2) (Waltzek, et al., 2005).

Satu virus baru yang dapat menyebabkan kematian secara masal telah menyerang ikan mas (Cyprinus carpio) dan koi (Cyprinus carpio koi) dilaporkan mulai terjadi pada awal Tahun 1996 di Inggris (Ilouze, et al., 2006a), musim semi Tahun 1998 di Israel (Perelberg, et al., 2003) dan Korea (Choi, et al., 2004) dan menyebar ke Amerika Utara, Eropa dan Asia Tenggara (Dishon, et al., 2002) termasuk Indonesia. Di Jepang, wabah penyakit ini terjadi pada Oktober 2003 di Danau Kasumigura yang merupakan tempat utama produksi budidaya ikan mas (Haramoto, et al., 2007), sedangkan di Amerika, isolat virus sudah didapatkan pada Tahun 1998 dan wabah penyakit ini sudah menyebabkan kematian pada ikan mas liar di Sungai Chadakoin pada Tahun 2004 (Grimmett, et al., 2006). Penyakit ini dapat menyerang berbagai ukuran ikan mulai larva hingga induk, biasanya terjadi pada kisaran suhu 18-28 oC dan dapat menyebabkan kematian 80-100% (Perelberg, et al., 2003; Gilad, et al., 2003; Ilouze, et al., 2006a). Pada ikan sakit, paling sering teramati luka pada insang, sisik, ginjal, limfa, jantung dan sistem gastrointestinal (Ilouze, et al., 2006a). Secara visual pada bagian eksternal tubuh, dapat teramati adanya warna sisik yang gelap dan nekrosis insang yang akut (Choi, et al., 2004) dan hemoragik pada dasar sirip punggung, sisip dada, dan sirip anus (Grimmett, et al., 2006), sedangkan secara histologi dapat teramati adanya perubahan pada insang berupa kehilangan lamela (Pikarsky, et al., 2004).

Serangan virus ini telah menyebabkan kerugian yang sangat besar pada industri akuakultur mengingat dua jenis ikan yang diserang merupakan komoditas utama ikan konsumsi dan ikan hias. Di Israel, penyakit ini telah menyebar ke 90% budidaya ikan mas di semua bagian negara (Perelberg, et al., 2003). Hal serupa juga terjadi di Indonesia, penyebaran penyakit ini telah melintasi hampir semua daerah budidaya ikan mas. Kegiatan budidaya yang intensif, pameran ikan koi dan perdagangan aktif domestik dan internasional yang hampir tidak ada pembatasan dan pemeriksaan atau penerapan program karantina merupakan penyebab penyebaran yang sangat cepat penyakit ini secara global (Gilad, et al., 2003, Pikarsky, et al., 2004).

Secara khas penyakit ini sangat menular namun serangan yang dapat menyebabkan sakit atau kematian hanya terbatas pada ikan mas dan koi. Ikan lain yang memiliki kekerabatan sangat dekat, seperti ikan maskoki (Carassius auratus), grass carp (Ctenopharyngodon idella) dan silver carp (Hypophthalmichthys molitrix), ataupun dari famili lainnya seperti silver perch (Bidyanus bidyanus) dan tilapia (Oreochromis niloticus) telah ditemukan resisten penuh terhadap penyakit tersebut, bahkan setelah perlakuan kohabitasi selama lima hari dengan ikan sakit pada kisaran temperatur 23-25 oC yang memungkinkan penyakit menular (Perelberg, et al., 2003).

Meskipun virus ini sudah dapat diisolasi, morfologinya sudah dikaji secara intensif dengan mikroskop elektron, ukuran molekul genom sudah diestimasi dan sekitar 16% sequence genom tersebut sudah didapatkan dan dipublikasikan, namun nomenklatur virus ini belum ditentukan oleh International Committe on Virus Taxonomy (Ilouze, et al., 2006a). Nomenklatur virus dapat berdasarkan manifestasi morfologi, efek pathogenis atau manifestasi klinis, jenis hewan yang digunakan sebagai inang, sifat antigenik, karakteristik pertumbuhan, jenis pengaruh cytophatik pada sel kultur ataupun berdasarkan homologinya dengan virus lain yang sudah diketahui (Waltzek, et al., 2005, Ilouze, et al., 2006a).

Identifikasi dan Karakterisasi

Berdasarkan isolasi virus dengan menggunakan galur sel sirip koi (KF-1) yang identik dengan virus yang ditemukan pada jaringan ikan yang terinfeksi, Hedrick dan koleganya telah menyebut virus ini sebagai Koi Herpesvirus (KHV) (Gilad, et al., 2002). Namun dengan menggunakan genome virus yang diisolasi telah ditemukan virus ini memiliki DNA viral yang sangat berbeda dan molekul DNA untai ganda (dsDNA) sebesar 270-290 kbp (Hutoran, et al., 2005) yang menunjukkan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan herpesvirus lain yang sudah diketahui yaitu 120-240 kbp (McGeoch, et al., 2000).

Dengan karakteristik yang berbeda dengan yang ditunjukkan oleh famili herpesvirus dan berdasarkan pathobiologi penyakit ini pada ikan mas dengan menggunakan immunohistokimia, virus ini disebut juga sebagai Carp Interstitial Nephritis and Gill Necrosis Virus (CNGV) (Dishon, et al., 2002, Pikarsky, et al., 2004). Penentuan kedekatan virus ini dengan menggunakan analisis sequence dibandingkan dengan tiga famili herpesviridae yaitu pox herpesvirus ikan mas (Cyprinid herpesvirus 1, CyHV-1), haematopoietic necrosis herpesvirus ikan mas koki (Cyprinid herpesvirus 2, CyHV-2) dan channel catfish virus (Ictalurid herpesvirus 1, IcHV-1), telah menunjukkan virus ini berkerabat dengan dengan CyHV-1 dan CyHV2 dan diusulkan dengan nama Cyprinid herpesvirus 3 (CyHV-3) (Waltzek, et al., 2005). Virus ini juga diusulkan untuk dikelompokkan bersama herpesvirus akuatik lainnya sebagai alloherpesviridae (Ilouze, et al., 2006b) diluar famili herpesviridae klasik yang sudah dikenal memiliki tiga subfamili Alpha-, Beta-, dan Gammaherpesvirinae (McGeoch, et al., 2000). Namun demikian secara umum, virus ini telah lebih dikenal sebagai KHV seperti penamaan pertama kalinya.

Ilouze, et al. (2006a) menyebutkan KHV telah dapat dikonfirmasi sebagai agen penyebab penyakit masal yang menyebabkan kematian pada ikan mas dan koi berdasarkan pada data, sebagai berikut: 1) virus dapat diisolasi dari ikan yang sakit dan tidak dari ikan yang sehat (naive specimen), 2) inokulasi virus yang ditumbuhkan pada media sel sirip koi (KFC) dan menyebabkan sakit yang sama pada naive specimen, 3) ko-kultivasi sel ginjal dari spesimen yang diinduksi penyakit dapat menghasilkan virus yang sama ketika ditumbuhkan pada media KFC, 4) transfer virus dari ikan sakit ke media kultur sirip ikan mas (CFC) dalam tiga siklus dapat dilakukan, 5) isolasi virus yang diklon pada kultur jaringan dapat menginduksi penyakit yang sama pada ikan, 6) sera kelinci yang dibuat untuk melawan virus yang dimurnikan dapat berinteraksi secara spesifik dengan jaringan yang berasal baik dari ikan yang diinfeksi pada eksperimen ataupun dari ikan sakit dari kolam, dan 7) DNA viral telah didentifikasi pada KFC yang dinfeksi dan pada ikan sakit tetapi tidak dari ikan sehat. Identifikasi awal KHV ini telah memudahkan diagnosis penyakit dengan infeksi KFC, PCR dan metode immunologi (Ilouze, et al., 2006a).

KHV memiliki 31 polipeptida virion dimana 12 diantaranya memiliki berat molekul yang sama dengan herpesvirus cyprini (CHV) dan 10 virion sama dengan channel catfish virus (CCV) (Gilad, et al., 2002). Genom KHV adalah molekul linear dsDNA dengan ukuran sekitar 270-290 kbp dan berbeda dibandingkan dengan herpesvirus lain yang sudah diketahui, diantaranya vaccinia virus (sekitar 185 kbp) dan herpes simplex virus type 1 (sekitar 150 kbp) (Hutoran, et al., 2005). Waltzek, et al. (2005) telah menunjukkan sekuen asam amino KHV pada gen DNA helicase (GenBank accession no. AY939857), intercapsomeric triplex (GenBank accession no. AY939859), DNA polymerase (GenBank accession no. AY939862) dan major capsid protein (GenBank accession no. AY939864).

KHV memiliki dua gen yang belum pernah didapatkan pada genome anggota herpesviridae, yaitu: thymidylate kinase (TmpK), serine protease inhibitor (Ilouze, et al., 2006a), dan menghasilkan sekurangnya empat gen yang mengkode protein yang sama dengan yang diekspresikan oleh virus pox, yaitu: thymidylate kinase (TmpK), ribonucleotide reductase (RNR), thymidine kinase (TK) dan B22R-like gene (Ilouze, et al., 2006b). Sekuen TK telah diisolasi dan dikembangkan untuk analisis PCR dan dapat mengamplifikasi fragmen template DNA KHV pada 409 bp dan tidak dapat mengamplifikasi fragment template CCV, CHV ataupun galur sel KF-1 (Bercovier, et al., 2005).

Morfologi

KHV memiliki ukuran diameter 170-230 nm (Haramoto, et al., 2007), sedangkan inti virus berukuran 100-110 nm dengan bentuk icohedral (Hutoran, et al., 2005). Partikel inti ditemukan juga berbentuk circular atau poligonal dengan diameter 78-84 nm dan ekstraseluler virus terbungkus sebagai virion matang dengan diameter sekitar 133 nm (Choi, et al., 2004). Hasil pemotongan tipis pellet virus yang telah dimurnikan menunjukkan adanya partikel yang terbungkus dengan struktur seperti benang pada permukaan inti (Hutoran, et al., 2005). Antara pembungkus dengan nucleocapsid dipisahkan oleh celah electron-lucen sekitar 10 nm (Choi, et al., 2004). KHV juga berisi daerah padat-elektron asimetrik yang relatif kecil di dalam inti viral yang kemungkinan merupakan DNA genomik dan kompleks nucleoprotein (Hutoran, et al., 2005). Virus ini memiliki kepadatan bouyant sebesar 1.16 g/ml (Ilouze, et al., 2006a) dapat dipurifikasi menggunakan sentrifugasi pada gradient sukrosa dengan pita 37-39% sukrosa (Hutoran, et al., 2005).

Kesimpulan

Kematian masal yang terjadi pada ikan mas dan koi telah dikonfirmasi disebabkan oleh serangan virus. Hasil analisis morfologi menunjukkan virus ini termasuk ke dalam kelompok Herpesviridae sehingga disebut sebagai Koi Herpesvirus (KHV). Penelitian lebih lanjut menunjukkan virus ini memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan herpesviridae pada umumnya sehingga disebut sebagai Carp Interstitial Nephritis and Gill Necrosis Virus (CNGV) dan berdasarkan pada kedekatannya dengan Cyprinid Herpesvirus, virus ini disebut pula sebagai Cyprinid herpesvirus 3 (CyHV-3). Penelitian mengenai biologi dan phylogenik virus ini nampaknya akan terus berlanjut untuk memastikan apakah virus ini dapat dikelompokan bersama herpesvirus akuatik lainnya dan apakah virus ini dapat termasuk kelompok herpesviridae.

Referensi

Semua bahan referensi yang disebut pada tulisan ini didapatkan secara resmi melalui kontak dengan penulisnya atau yang tersedia secara free di internet. Bagi yang memerlukan silahkan menghubungi [email protected]

direct link : http://indoorcommunity.wordpress.com/20 ... s-dan-koi/ (http://indoorcommunity.wordpress.com/2007/07/24/koi-herves-virus-khv-penyebab-kematian-massal-pada-ikan-mas-dan-koi/)

KARHOMA
16-09-2008, 11:07 AM
menghadapi KHV

Semenjak Maret tahun 2002, Indonesia menghadapi masalah dengan Koi Herpes Virus (KHV) yang khusus menyerang ikan mas dan koi (Cyprinus carpio). Hingga saat ini sepertinya belum ditemukan solusi untuk mengobati ikan yang terkena KHV, kecuali beberapa metoda untuk mencegah agar tidak terjadi serangan KHV.

KHV sendiri adalah virus yang menyebabkan kerusakan insang. Kerusakan pada lembaran insang ini diawali dengan memucatnya warna insang atau coklat. Insang kelihatan seperti berlumpur dan ada yang sampai membusuk, kadang-kadang diikuti geripis di pinggir insang. Biasanya kondisi ini diikuti dengan infeksi sekunder bakterial: kulit melepuh maupun luka borok di permukaan tubuh, kadang-kadang disertai perdarahan pada sirip/badan; organ dalam seperti hati, limpa dan ginjal mengalami perubahan warna atau rusak. Aktivitas ikan akan terlihat menurun sehingga ikan akan lebih banyak megap˛ di permukaan kolam dan pergerakannya lemah.

Pengetahuan mengenai KHV sendiri masih terbatas dan terus berkembang seiring dilakukannya berbagai penelitian. Bila ada kecurigaan mengenai terjadinya KHV pada populasi ikan mas sebaiknya langkah˛ diagnosa meliputi pengamatan ikan dan lingkungan (diagnostic level 1), pengamatan histopatologis (diagnostic level 2) dan pengamatan melalui teknik˛ biologi molekuler (diagnostic level 3). Ada baiknya melaporkan segera kepada instansi terkait agar tidak terjadi disease outbreak. Langkah-langkah pencegahan bisa diantisipasi dengan menerapkan biosecurity dan good management practices.

Biosecurity (keamanan biologis) prinsipnya adalah konsep untuk menjaga agar lokasi budidaya kita tidak tercemar oleh patogen. Seperti kita ketahui, beberapa penyebab awal serangan KHV adalah akibat dari datangnya ikan baru pada lokasi budidaya kita, pencemaran dari air ataupun kontaminasi dari peralatan yang digunakan. Berangkat dari hal ini, untuk mengurangi dan mengeliminasi terjadinya KHV maka kita bisa menerapkan beberapa cara antara lain penggunaan ikan (benih atau induk) yang bebas dari KHV serta proses karantina selama minimal 2 minggu.

Bila daerah Anda sudah terlanjur ada beberapa kejadian KHV maka perlu dipertimbangkan untuk memusnahkan ikan˛ (terutama spesies yang rentan) dan menerapkan konsep higienis (disinfeksi peralatan, pengeringan, pengapuran kolam dan lain˛) sebelum memulai kembali kegiatan budidaya Anda. Ini sangat penting karena kita bisa saja membesarkan ikan yang membawa KHV walaupun belum tentu terlihat sakit. Hal ini tentunya tdak dapat diaplikasikan untuk kegiatan budidaya di ruang umum seperti danau, waduk atau sungai.

Good Management Practices (langkah manajemen yang baik) dapat diterapkan untuk mengurangi potensi terjadinya serangan KHV. Adapun beberapa contoh yang dapat Anda lakukan adalah mengurangi kepadatan, menstabilkan temperatur air ataupun langkah˛ sederhana seperti menyingkirkan ikan yang mati dari kolam, karena tentunya ikan yang sakit dan mati adalah medium yang baik untuk patogen. Bila ada kejadian serangan patogen seperti bakteri ataupun parasit sebaiknya segera diobati. Untuk konsultasi pengobatan sebaiknya Anda menghubungi instansi yang terkait.

direct link : http://blog.akuatika.net/?p=10

KARHOMA
16-09-2008, 11:11 AM
Jumat, 01 April 2005 01:22

Waspadai Kerusakan Insang Mas Dan Koi

Saat ini seringkali dijumpai ikan mas yang dipelihara di karamba ataupun kolam mengalami kerusakan pada insangnya. Kerusakan pada lembaran insang ini diawali dengan memucatnya warna insang atau coklat. Insang kelihatan seperti berlumpur dan ada yang sampai membusuk, kadang-kadang diikuti geripis di pinggir insang.

Kondisi ikan mas ataupun koi demikian perlu diwaspadai, karena kemungkinan ikan tersebut terserang penyakit serius akibat infeksi virus, tepatnya Koi Herpes Virus (KHV).

KHV mengingatkan kita pada wabah penyakit ikan yang terjadi pada awal 2002 di sebagian besar sentra budidaya ikan mas dan koi di Jawa, Bali dan meluas hingga ke Sumatra Selatan yang mengakibatkan kerugian ekonomi miliaran rupiah hingga terpuruknya usaha budidaya ikan mas di daerah tersebut.

Kerugian besar juga terjadi di Danau Toba (Sumut) beberapa waktu lalu. Wabah tersebut pada yang hampir bersamaan tepatnya bulan Agustus 2004, juga menyerang Kabupaten Banjar (Kalsel) yaitu di Karang Intan. Hingga kini kematian yang disebabkan virus tersebut masih terus berlanjut, walaupun tidak seganas pada awal serangan. Namun, hal ini cukup meresahkan pembudidaya.

KHV merupakan penyakit yang bersifat akut dan ganas, karena pada awal serangan dapat menyebabkan kematian massal pada ikan mas dan koi dalam waktu yang relatif cepat (1 - 7 hari). Kematian terbanyak terjadi pada suhu 22 - 27 derajat C.

Penyakit ini umumnya hanya menyerang ikan mas dan koi. Tidak menyerang jenis ikan lain seperti patin, nila dan lainnya serta aman dikonsumsi manusia asalkan dimasak matang.

Selain gejala khas yang sangat menonjol yaitu insang berwarna pucat atau rusak/geripis pada ujung lamela dan akhirnya membusuk, tanda lain serangan penyakit KHV adalah ikan berenang lemah dan megap-megap di permukaan kolam; nafsu makan menurun. Biasanya kondisi ini diikuti dengan infeksi sekunder bakterial: kulit melepuh maupun luka borok di permukaan tubuh, kadang-kadang disertai perdarahan pada sirip/badan; organ dalam seperti hati, limpa dan ginjal mengalami perubahan warna atau rusak.

Penularan penyakit KHV yang cepat menyebar ini dapat terjadi melalui: aliran air seperti air irigasi atau sungai; peralatan; ikan yang sakit terutama dari daerah yang terserang dengan cepat dapat menyebar ke lokasi budidaya lainnya.

Untuk itu pembudidaya harus lebih berhati-hati terhadap hal yang dapat menyebabkan ikan yang dipelihara terinfeksi virus ini, dengan berusaha mencegah masuknya KHV dari lokasi wabah. Bila wabah ini sudah terjadi di suatu lokasi, maka penyebaran KHV ke lokasi budidaya ikan yang lain harus cegah agar wabah tersebut tidak lebih meluas.

Jika tanda-tanda serangan seperti disebutkan di atas ditemukan pada ikan mas dan koi Anda, maka sepatutnya Anda waspada agar tidak terjadi kerugian yang lebih besar di kemudian hari. Namun demikian perlu ditegaskan, kerusakan yang terjadi pada insang ikan Anda bukan berarti telah terserang KHV. Bisa saja disebabkan oleh bakteri atau penyebab lainnya. Untuk itu diagnosa secara laboratoris perlu dilakukan, salah satunya dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR).

Pelayanan pemeriksaan beberapa jenis virus dengan teknik PCR ini, sekarang sudah dapat dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Loka Budidaya Air Tawar (BAT) Mandiangin Kalsel di Jl Tahura Sultan Adam Mandiangin, Kecamatan Karang Intan Kab Banjar.

Ir Jamilah Hayati dan Wiwik Susanti SPi
Loka BAT Mandiangin Kalsel

Copyright © 2003 Banjarmasin Post

direct link : http://www.indomedia.com/bpost/042005/1 ... opini4.htm (http://www.indomedia.com/bpost/042005/1/opini/opini4.htm)

tapegorengwedangjahe
28-10-2008, 03:34 PM
Dear para suhu,

Nubie minta petunjuk. Setengah tahun lalu terjadi tewas massal di kolam indoor saya. Dari 15 ekor koi, 7 tewas dgn ciri2 mirip dgn yg diceritakan orang ttk KHV, badannya kemerahan. Tersisa 8 ekor survivor.

Yg jadi pertanyaan saya, menurut pendapat salah satu suhu yg saya consult, katanya itu tdk mungkin KHV, krn kalau KHV, surviving rate nya rendah sekali, lbh mungkin kalau mati semuanya. Kalau msh ada 8 yg survive artinya itu bukan KHV. Apakah benar begitu?
Pertanyaan kedua yg berhubungan, benarkah kalau sdh kena KHV, maka koi yg survive pun akan selamanya jadi carrier? alias akan lsg menularkan ke ikan baru yg ditaruh di kolam yg sama?

Sejak wabah tsb, saya tidak berani lagi nambah koi. Takut yg ada skrg menjadi "silent killer". Akibatnya kolam indoor saya yg berdimensi 3m x 2m x 0.8m hanya berisi 8 ekor koi ukuran 30 - 40 cm. Rasanya sepi sekali & koi2 jadi sangat penakut. :( :( :(

Please help, mohon petunjuk para suhu yaa.

showa
29-10-2008, 03:41 PM
sebelum di komentari, bisakah om beli dulu ikan beberapa ekor dan masukkan kekolam tsb.........?. jgn lupa di karantina dulu ya sebelum dimasukkan ke kolam utama.