Hello guest! It looks like you aren't a member already. Get now full access and register for free! And Don't Forget to get our KOI's ID Member Card

Page 24 of 24 FirstFirst ... 14222324
Results 231 to 233 of 233

Thread: "bingung"

  1. #231
    Banned KOI's ID:
    Join Date
    Feb 2007
    Location
    among the kois
    Posts
    4,397
    Rep Power
    0
    Tulisan ini saya buat dalam perjalanan saya menuju Sukabumi, merespon pertanyaan anggota forum tentang struktur anggota KOI’s dan hal – hal lain yang berkaitan dengan klub ini. Sudah lama saya ingin menuliskan ini untuk tujuan sama, tetapi hampir dibatalkan karena forum menjurus ke arah yang tidak sehat, tetapi atas desakan beberapa teman saya akhirnya memposting tulisan ini dengan terlebih dahulu meminta rekan moderator membuka forum yang sudah di “lock” dan membiarkannya tetap terbuka. Tetapi bila setelah postingan saya ada lagi yang masih melakukan postingan dengan cara tidak bermartabat, maka saya meminta agar forum ini kembali di ‘lock’ dan membanned pelakunya.

    Dalam perjalanannya sudah ada yang berkeinginan “membunuh” KOI’s bahkan ketika masih berbentuk embrio. Setelah lahir, belajar jalan dan tumbuh sebagai balita sehat, masih juga banyak yang tidak menyadari kontribusinya, tidak mengakui bahkan bersikap sinis. Saya yakin semua itu karena cara pandang yang tidak sama. Ibarat menafsir sebuah gambar, akan muncul tafsir berbeda ketika kita melihat gambar yang sama dari sudut berbeda. Oleh karena itu pada postingan ini saya ingin mengajak semua pihak melihat KOI’s dalam sudut potret yang sama.

    Lahir dari akar rumput

    KOI’s tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui sebuah proses. Sebelum terbentuk para founder telah saling berinteraksi selama kurang lebih setahun. Mereka terikat pada kegemaran dan minat sama yaitu menggemari koi dan ingin mendapatkan kesenangan semaksimal mungkin dari kegemaran itu. Situasi ketika itu jauh dari hiruk pikuk seperti sekarang. Informasi serba terbatas sehingga kita sering salah dalam banyak hal yang membuat kegemaran ini terasa mahal. Saya ambil contoh, kita ingin beli koi untuk kontes dengan motivasi menang. Pilihan kita banyak tapi sedikit informasi yang kita punya. Kita tidak tahu koi seperti apa yang berpotensi juara. Kita hanya dapat informasi searah dari delaer bahwa koi ini pasti menang. Tidak ada alasan apapun, kita diminta percaya saja. Semua kita telan mentah – mentah tetapi setelah bertanding kita mengerti sedikit – sedikit mengapa kita kalah. Yang menyedihkan ada kasus dimana kita kalah dengan ikan dari dealer yang merekomendasikan ikan kita bakal menang!! Kita juga merasakan biaya kontes yang mahal dan sudah dalam titik tidak memotivasi penggemar koi ikut serta. Biaya yang harus dikeluarkan terkadang setara dengan beli satu ekor koi. Belum lagi kerepotan mengkarantina ikan, handling, dan harus spare waktu tiga hari untuk mengawal koi. Struktur peserta kontes yang saya amati dari dua kontes ketika itu memiliki distribusi pareto, sekitar 80% koi peserta kontes dimiliki oleh sekitar 20% peserta yang kebanyakan dealer koi. Bagi dealer koi, kemanangan dalam kontes akan menaikan nilai jual koi tetapi bagi penggemar seperti kita itu tidak akan berarti apa – apa karena setelah kontes koi tidak dijual tapi masuk kembali ke kolam. Selembar sertifikat tidak berarti apa –apa dengan semua kerepotan itu. Kontes sudah sampai pada satu titik yang menurut kami tidak akan memotivasi lebih banyak “newbie’ ikut. Kalau demikian, kami yakin pertumbuhan penggemar koi akan stagnan atau meningkat hanya di kalangan tertentu saja.

    Saya pernah melontarkan ini di milis ikan-koi tetapi ketika itu malah mendapat feedback kalau saya hanya orang baru ikut dan melek kontes dan tahu apa tentang semua itu. Meski mewakili suara “sekelompok penggemar koi” tetapi saya tahu diri kalau tidak punya “apa – apa”. Sebagai penggemar koi saya termarjinalkan dan akhirnya bergabung dengan kaum marjinal yang sering nongkrong di Hanggar. Disana dalam berbagai kesempatan kita berdiskusi soal ini dan soal – soal lain yang menurut kita tidak akan mampu mengakselerasi pertumbuhan penggemar koi di Indonesia. Dari sana lah timbul keinginan membentuk klub yang mungkin bisa menampung kaum marjinal seperti kita yang kita yakin jumlahnya banyak karena kita berinteraksi di Hanggar dan mendapat “sense” tentang itu. Tetapi kita tidak mau gegabah dan melakukan tes dengan kegiatan lelang gembira dengan puncaknya acara “Mini Contest” pada bulan Februari 2006 atau beberapa bulan sebelum KOI’s resmi berdiri. Juri ditunjuk begitu saja tetapi dalam posisi yang seimbang dan orang yang kita tahu lebih paham soal koi. Ada pedagang hanggar, ada penggemar koi dari milis ikan-koi seperti om koilvr. Dalam kontes begitu sederhana dengan hanya fish entry Rp 10,000 per ekor, kita bisa mengundang sekitar 180 ekor koi. Uang yang kita terima di akhir kontes hanya Rp 1,2 juta. Sampai sekarang kita bingung bagaimana bisa 60 ekor koi masuk ground show gratis!

    Mini contest ini membuka pikiran kita bahwa kaum marjinal ini jumlahnya cukup besar. Selain itu lokasinya yang di lapangan terbuka membuat kontes ini bersinggungan langsung dengan para “newbie” dan peminat koi, jadi kita mendapatkan penggemar – penggemar koi baru. Selain itu kontes ini mengundang liputan luas dari media masa seperti RCTI, ANTV, dan beberapa stasiun TV lain, memotivasi pemirsa untuk mengunjungi hangar. Pedagang hanggar merasa beruntung dan meminta kita terus mengagendakan kegiatan ini rutin. Semua itu memotivasi lahirnya KOI’s. Kelak konsep one day contest dengan tenda di lapangan terbuka, yang melibatkan partisipasi banyak pihak, berbiaya murah menjadi konsep kontes unggulan KOI’s

    Begitulah KOI’s lahir, melalui proses panjang dan berdasarkan kebutuhan riil penggemar koi. Meminjam istilah om Chester, KOI’s lahir dari akar rumput dan hadir untuk memberikan kesenangan pada kelompok komunitas alternatif yang belum tersentuh otoritas pengelola koi di negeri ini.

    Mengapa Club?

    Setelah Mini Contest, kita kian sering bertemu. Hubungan kian cair. Kita banyak mengeluarkan gagasan – gagasan untuk semakin mengembangkan komunitas ini. Tibalah pada satu titik kita sepakat untuk mengikatkan diri, bukan dalam payung hukum tapi lewat kesamaan ide. Almarhum Karomul Wachid mengundang kita dan juga beberapa perwakilan untuk mendapatkan aspirasinya. Diundanglah Soegianto dari Feikoi Centre sebagai perwakilan dealer (hadir dalam 2 dari 3 pertemuan), Udin Tukang Koi yang ketika itu kita hormati sebagai penangkar top (tidak pernah hadir sama sekali). Dalam tiga kali pertemuan formal, dua kali di kantor Almarhum di bilangan Sudirman dan satu kali di kantor saya di bilangan Kebayoran Baru. Pertemuan awal sepertinya ingin langsung “Jump to Conclusion”, langsung bikin klub atau asosiasi. Saya dan om Joko Andi Prasetyo mencoba mengurai dari awal supaya langkah kita tertata. Kami meminta kita semua mendefinisikan dan memahami terlebih dahulu, nilai – nilai apa yang selama ini membuat kita bounded. Sebelum sampai pada kebutuhan, ada baiknya kita mulai dari sana karena akan menjadi landasan dalam berpijak.

    Para peserta yang kemudian disebut Almarhum sebagai Panitia Persiapan Pembentukan Koi Club (P3KC) kemudian saling melontarkan ide. Ada banyak ide tapi banyak juga berimpit. Pada akhirnya saya dan om Joko menyimpulkan pada 7 nilai yang paling mengikat kita: Inclusive, Friendship, Solidarity, Creative & Innovative, Appreciative, Dynamic, dan Knowledge Sharing. Semua peserta rapat setuju, sehingga kita bisa melanjutkan pada tahap berikutnya, yaitu tujuan pembentukan klub. Ternyata semua satu suara, cuma punya keinginan pragmatis, yaitu “Meningkatkan kuantitas & kualitas Penggemar Koi”. Tidak ada keinginan berbisnis, berpolitik, atau apapun. Semua hanya ingin mendapat kesenangan dengan semakin meningkatnya komunitas penggemar koi di Indonesia. Saya melanjutkan dalam rapat itu soal bagaimana kita mewujudkan keinginan kita. Disini peserta mulai ramai lagi dengan berbagai ide, tetapi dengan mengingatkan bahwa kita bukan praktisi koi dan punya sources terbatas saya mengajukan hal yang paling sederhana yaitu menjadikan diri kita sebagai “Centre of Reference”. Ketika itu dalam pikiran saya kita akan menerbitkan berbagai newsletter lewat mail dan majalah koi. Sesuatu yang belum ada dan saya pikir kita mampu melakukannya. Forum KOI’s adalah sesuatu yang jauh dibawah bayangan saya karena sudah ada forum APKI. Itu sepenuhnya sentuhan emas Almarhum. Diam – diam dia melakukan kolaborasi dengan om Beryl dan ketika sudah selesai dia hanya minta kita mengecek bagaimana forum itu (Pada sebuah kesempatan Almarhum bilang ke saya kalau forum itu untuk merespon keinginan saya agar semua topic di milis bisa didokumentasikan). Setelah kita setuju beliau berpesan agar kita semua aktif memonitor dan posting di forum minimal satu psotingan setiap hari. Posting apa saja, kalau perlu koi mati di rumah diposting.

    (Bersambung)

  2. #232
    Banned KOI's ID:
    Join Date
    Feb 2007
    Location
    among the kois
    Posts
    4,397
    Rep Power
    0
    Akhirnya, kita sepakat dengan tujuan mendirikan club “Menjadi pusat informasi dan rujukan bagi pengembangan Koi dengan tujuan untuk ikut meningkatkan kuantitas dan kualitas Penggemar Koi”. Saya ber tanya ke peserta rapat, kalau tujuan kita demikian sederhananya mengapa kita harus susah – susah bikin organisasi yang menjelimet, kita buat aja sebuah forum atau majelis dan kita tunjuk satu orang sebagai koordinator secara bergilir dengan kedudukan sebagai “Sekjen”. Nanti kalau ada kegiatan praktis baru dibikin Team – Team Ad Hoc. Semua setuju tetapi meminta sedikit modifikasi. Dengan pertimbangan satu orang sekjen mungkin tidak bisa full setiap saat (karena semua punya pekerjaan) maka diminta dua orang dalam posisi koordinator dengan format Dwi Tunggal. Jadilah forum komunikasi ini memiliki Presiden dan Sekjen. Pertama kali dipilih secara aklamasi adalah Almarhum Karomul Wachid, sebagai Presiden dan Kristoporus Slamet sebagai Sekjen. Tugas mereka hanya sebagai koordinator forum komunikasi, tidak lebih daripada itu.

    Setelah semua hal disepakati, saya diminta Almarhum merumuskan semuanya dan mewujudkan dalam format AD/ART. Pemikiran beliau saat itu karena mungkin saja forum komunikasi ini akan dibuatkan badan hukumnya suatu saat. Ketika saya sedang merumuskan semuanya, Almarhum kontak saya, bilang ada yang minta kita juga punya idealisme selain pragmatisme. Beliau bilang bagaimana kalau kita jadikan isu perkembangan koi nasional sebagai tujuan ideal kita. Saya oke dan langsung menambahkan dalam konsep visi saya kalimat “ikut mendorong perkembangan Koi di Indonesia ke taraf international”. Sengaja saya tambah kata mendorong karena cuma disitulah kemampuan kita. Jadilah kalimat ini sebagai Vision Statement “Menjadi pusat informasi dan rujukan bagi pengembangan Koi dengan tujuan untuk ikut meningkatkan kuantitas dan kualitas Penggemar Koi dan ikut mendorong perkembangan Koi di Indonesia ke taraf international”. Anda bisa lihat, bagaimana pernyataan terakhir terkesan “menempel” karena lahir tiba – tiba. Dan Anda juga bisa menyimak tidak ada sama sekali keinginan membuat koi sebagai ladang usaha.

    Kalau Anda sedikit saja menyediakan waktu untuk berpikir mungkin bisa menghubungkan mengapa KOI’s tidak menggunakan Club di namanya seperti klub – klub koi yang lain. Kita sadar bahwa ini hanya forum komunikasi bukan club dengan aturan menjelimet. Kita hadir dengan tujuan pragmatis seperti dalam pernyataan visi. Kita membahasakan diri club padahal forum hanya untuk memudahkan komunikasi dengan elemen komunitas lain dan menjauhkan diri kesan segala hal berbau politis.

    Setelah semua usai, ada dua isu penting. Pertama, apakah KOI’s akan menjadi bagian dari APKI, Kedua, apakah KOI’s akan dibuatkan badan hukumnya. Semuanya menjadi perdebatan panjang, ada dua pendapat berseberangan dengan alasan sama kuat. Keputusan bergabung dengan APKI adalah murni otoritas Almarhum karena tidak ingin berkonflik. Kita semua menghormati dan mendukungnya. Sesuatu yang sebenarnya harus dibayar mahal oleh beliau. Pada sebuah Rapat APKI, kehadiran beliau mendapat perlakukan tidak enak. Orang tua seperti beliau dituding dan dibentak – bentak bahkan konon sampai ada yang menggebrak meja. Perlakuan tidak pantas dan tidak sesuai dengan nilai – nilai yang kami. Orang tua diperlakukan demikian bahkan oleh orang yang berumur jauh dibawahnya hanya karena dukungan otoritas yang menyebut diri sebagai “satu – satunya” yang berhak mengatur koi di negeri ini. Kami semua marah dan siap mengatur ulang posisi yang sudah disepakati. Tetapi lagi – lagi Almarhum bersikap arif dan meminta kami bersabar. Inilah yang selalu saya katakan bahwa KOI’s memang sudah ingin dibunuh bahkan ketika masih dalam bentuk embrio.

    Begitulah akhirnya, KOI’s bergabung dalam APKI. Saya harus mengatakan bahwa bergabungnya KOI’s dalam APKI hanya sekedar “gentlemen agreement’. Saya tidak pernah melihat surat – surat formal dari APKI yang mengakui KOI’s berada dibawahnya. Saya yakin klub – klub koi lain juga mendapat peerlakuan sama. Semua klub bergabung dengan cara yang cair, atas dasar kesamaan praktis ingin mengembangkan komunitas koi. Hanya caranya saja berbeda. Kami memahami bila ada yang membungkusnya dengan selimut bisnis tetapi kami tidak bisa menerima kalau untuk itu dikembangkan budaya saling menuduh, memaki, black campaign dan perilaku negatif lainnya. Itu tidak sesuai dengan nilai dan budaya yang ingin kami kembangkan dalam komunitas ini.

    Perihal keinginan membuat KOI’s berbadan hukum, hingga saat ini ada dua kubu berseberangan dengan damai. Yang setuju berbadan hukum, adalah yang ingin KOI’s berkembang cepat dan mengambil peran lebih signifikan dalam komunitas koi. Sementara yang ada dalam posisi berseberangan lebih menginginkan KOI’s dalam posisi seperti sekarang sebagai ajang bersilaturahmi dengan semua kegiatannya tanpa harus terlibat dalam legal formal. Dengan cara seperti ini KOI’s lebih cair, anggota forum bisa datang pergi dan datang kembali sesuai dengan keleluasaan waktunya. Pak Joko Andi P, misalnya salah seorang ahli mikrobiologi kita yang selalu memberikan pencerahan dalam hal kualitas air sementara ini tidak bisa begitu aktif karena sedang sibuk mengambangkan bisnis barunya. Pak Teguh WS juga demikian, belakangan ini dia mulai aktif tetapi kemudian menghilang karena aktifitas kantornya. Begitu juga Pak Kristoporus Slamet. Itulah sebabnya posisi beliau diserahkan ke Pak Robby Iwan. Tetapi semua bounded dengan spirit dalam forum ini. Semua bisa pergi dan kembali kapan saja ke ke rumah pada saatnya. Dengan pola cair seperti ini, komunitas lain bisa ikut bergabung. Komunitas Semarang masuk, komunitas Serpong ikut. Begitu juga komunitas yang lainnya. Semua ikut karena spirit sama, tujuan sama dan ideologi sama. Kalau sudah seperti ini, saya tidak tahu bagaimana APKI membatasi keinginan para penggemar koi itu? Mereka adalah raja. Mereka berhak mendapat kesenangan dan kegembiraan dimana saja. Kalau di klub di regional, mereka tidak mendapatkannya apakah mesti dipaksakan? Kalau APKI ingin melakukan hal itu dengan berbagai cara seperti ancaman diskon dan lain sebagainya ya silakan saja, tetapi KOI’s tidak ingin dan tidak pernah ingin memaksa atau menolak orang bergabung. Semua orang boleh kumpul. Kalau APKI punya masalah dengan ini ya silakan selesaikan sendiri. Mau menolak diskon kontes monggo, mau melarang orang ikut kontes silakan. Everybody should be happy here.

    Diskursus apakah KOI’s harus berbadan hukum tidak pernah mencapai titik temu. Akhirnya, diambil jalan tengah untuk kegiatan yang harus bersentuhan dengan hukum dibuatkan paying hukumnya. Inilah salah satu sebab kenapa KOI-S Magazine berbadan hukum PT. Meski amanatnya independen, tidak memihak dan tidak money oriented tetapi harus mandiri. Tidak boleh mengambil porsi forum KOI’s. Karena diskursus ini pengembangan member tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dalam kondisi tidak berbadan hukum, kita tidak ingin bila nantinya ada masalah. Oleh karena itu hingga tahun 2009 jumlah member hanya sekitar 100 orang dan sebagian terbesar tidak memperpanjang sejak awal keanggotaannya. Pada tahun 2009, saya mengajukan proposal kepada Almarhum dan Pak Robby agar pengelolaan membership dialihkan ke Team Majalah. Selain berbadan hukum, majalah juga butuh dana. Team majalah bermaksud memberikan additional benefit selain akses berjualan di forum KOI’s dan diskon kontes KOI’s, berupa pemberian majalah gratis selama setahun yang bila diakumulasikan masih jauh lebih murah dari harga eceran, memberikan diskon di berbagai tenant, diskon buat pemasang iklan dan benefit lain yang kita akan terus pikirkan.
    Jadi keanggotaan Anda sebagai pemegang kartu Anggota tidak kurang tidak lebih seperti keanggotaan Anda di café club, klub kebugaran, klub kesehatan, dan lain sebagainya. Anda dapat menikmati fasilitasnya karena Anda telah membayar tetapi Anda tidak berhak tahu isi perutnya. Kalau Anda tidak setuju silakan mail ke [email protected], dengan senang hati kami mengambalikan iuran Anda tanpa meminta apapun. Anda masih kita kirim majalah dan menikmati fasilitas lain sampai masa keanggotaan habis.
    Keanggotaan ini harus dipisahkan dari KOI’s sebagai induk. Disana orang bebas keluar masuk berdasarkan kesamaan ieologis dan tujuannya. Kalau Anda ingin ikut, bergabunglah pada saat KOI’s bikin acara, nikmatilah kesan persaudaraan, silaturahmi dan keakrabannya. Disitu tempat paling nikmat untuk saling berbagi. Tetapi bila Anda ingin berpolitik, silakan cari tempat lain. Jadi kalau ada orang APKI yang mengatakan orang Bandung tidak boleh jadi anggota KOI’s, ya aminkan saja. Tidak usah diajak berdebat. Simpan energi Anda. Kalau Anda membutuhkan diskon kontes karena gemar berkontes silakan bergabung klub setempat. Patuhi aturan APKI. Berhitunglah berapa biaya iuran yang harus Anda keluarkan pertahun dan berapa diskon yang Anda dapatkan karena setahu saya keuntungan Anda menjadi anggota APKI hanya ketika sedang ada kontes. Begitu saja, sederhana dan tidak perlu debat berkepanjangan.


    (Berambung)
    Last edited by Robby Iwan; 27-11-2010 at 09:59 PM.

  3. #233
    Banned KOI's ID:
    Join Date
    Feb 2007
    Location
    among the kois
    Posts
    4,397
    Rep Power
    0
    Kita menghindari ribut – ribut. Kita tidak pernah ingin membeli tantangan seperti itu. Untuk anggota sejati KOI’s saya menyarankan tidak perlu menjawab bila ada tantangan seperti itu. Jangan habiskan energi kita disana tetapi gunakan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat untuk komunitas ini. Dengan pola kerja selama ini KOI’s berhasil menghimpun lebih banyak anggota dan meningkatkan kualitasnya. Baik di forum maupun di majalah. Ketika pertama kali terbentuk, jumlah anggota tidak lebih dari 50 orang. Ketika forum dibentuk jumlah anggota hanya sekitar 100 orang. Setahun setelah forum ada, jumlah anggota forum meningkat menjadi sekitar 950 orang. Dua tahun setelah majalah terbit, anggotanya sudah mencapai lebih dari 6800 orang. Setiap kali ada majalah terbit anggota forum bertambah sekitar 400 – 600 orang. Di forum ini semua berinteraksi sehat, ada yang bersilaturahmi, berbagi, bahkan berdagang. Semua bebas. Diluar forum mereka berinteraksi dengan regionalnya. Ketika tiba pada suatu kebutuhan mereka lantas membuat klub. Itulah yang sepengetahuan saya terjadi dengan Bengawan Solo Koi Klub, Medan Koi Klub, dan klub – klub lain yang tumbuh belakangan ini. Mereka berinteraksi terlebih dahulu di forum ini dan ketika berniat membentuk klub, mereka ke APKI. Semua menghormati APKI. Beberapa pengurus APKI merasa bangga dan berpikir bahwa APKI berperan besar meningkatkan komunitas koi, marak berdiri berbagai klub dan seolah melupakan peran berbagai komunitas seperti KOI’s. Dalam kondisi inilah kenapa saya menghormati pak Sugiarto Budiono, mantan Ketua APKI. Dalam lima tahun ini kesan saya dia habis – habisan dan sendirian membangun APKI. Dia berterimakasih secara terbuka kepada KOI’s karena komunitas ini banyak membantunya dalam lima tahun terakhir. Salut!!

    Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan pesan khusus kepada om Addo, om Udin dan siapapun yang sehaluan dengan beliau ini. Semula saya berpikiran Anda sekalian adalah salah seorang dari kami yang mengedepankan keterbukaan untuk kebaikan kita semua. Tapi belakangan ini koq semua postingan Anda seperti mengusung agenda lain dan kerap mengait – ngaitkan dengan APKI. Apalagi dengan cara – cara tidak sopan. Kalau Anda merasa kami bodoh ya silakan, tapi paling tidak hormatilah beberapa diantara kami yang sudah berusia jauh lebih tua dari Anda semua. Bukankah kita dididik seperti itu. Kalau ada keinginan beberapa teman yang ingin membanned Anda, itu bukan karena substansi postingan Anda tetapi karena cara posting Anda yang menurut kami tidak sopan. Kalau Anda ingin menuntut kami ya silakan saja. Jangan cuma jadikan ini wacana dan cara Anda sekalian berprovokasi. Dengan kepandaian Anda, kami yakin Anda menang dan kita akan dibubarkan, tetapi percayalah Anda tidak pernah bisa membubarkan spirit yang ada di hati kami. Bahkan merobek sedikit dengan cara provokasi seperti ini juga tidak. KOI’s lahir dari akar rumput, mengisi relung jiwa kita ketika kita mencari kesenangan dalam kegemaran ini. KOI’s adalah spirit, KOI’a adalah budaya. Kami yakin Anda tidak bisa menghancurkan bangunan itu.

    Ketika Anda semua bertereak – tereak di forum ini, saya menikmati keberadaan saya di Sukabumi. Mengelilingi lahan pertanian para petani, menikmati suguhan minuman kelapa muda dengan sedotan batang daun papaya. Melihat majalah KOI’s terserak di pasar Cibaraja dan pondok – pondok petani. Dan menyaksikan betapa mereka bangga dengan majalah ini. Menurut mereka kini punya bahan obrolan baru tentang koi. Setiap foto koi mereka diskusikan dan menjadi motivasi untuk menciptakan hal yang sama. Mereka termotivasi karena melihat foto – foto petani di Niigata dengan kondisi yang sama becek (beda di sepatu boot dan seragam yang dipakai aja, kata mereka). Mereka bilang sejak ada majalah harga tancho jadi murah. Dulu ketika belum ada majalah mereka berpikir koi mahal adalah yang bisa seperti dalam gambar – gambar dan itu hanyalah varietas tancho. Yang lain dijual murah dan suka dibohongin ama yang dagang (Mereka mengatakan ini dengan tertawa dan tidak pernah menanggapi serius). Begitulah, ketika Anda semua ribut tidak keruan di forum ini, saya menikmati kegembiraan dengan hobby saya ini. Itulah yang membuat saya mencintai kegemaran ini karena saya bisa menikmatinya dalam banyak sisi tanpa memilih harus mengumbar amarah.

    Kepada siapapun yang secara sengaja ataupun tidak, bermain dan memperkeruh suasana harmonis forum ini. Saya hanya berpesan, jangan menghabiskan energi Anda untuk hal – hal tidak berguna seperti ini. Pergunakan untuk hal yang lebih bermanfaat. Kami tidak perlu mengajarkan Anda karena yakin Anda semua lebih hebat dari kami.
    Last edited by Robby Iwan; 27-11-2010 at 09:57 PM.

Page 24 of 24 FirstFirst ... 14222324

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •