Suatu hari di awal tahun 2008, sebuah Kijang Inova memasuki Hanggar Teras Pancoran (HTP) dan berhenti tepat di area Bursa Ikan Hias. Tempat yang biasa digunakan beberapa penggemar koi untuk kongkow - kongkow. Keluar dari mobil bewarna coklat muda itu lelaki berumur yang ditemani supir pribadinya. Dengan ramah dia menyapa kerumunan orang yang ada disana dan berjalan menuju sebuah kios.

Tidak jauh dari kios itu berkumpul beberapa penggemar yang akhirnya bergabung ketika mengetahui siapa pak tua yang ramah itu. Setelah berkenalan satu sama lain, Pak Tua itu kemudian bertutur panjang.

Syahdan sekitar dua tahun lalu dia pindah dari Jakarta ke sebuah desa di perbatasan Cipanas – Cianjur menyusul masa pensiun dari sebuah instansi Pemerintah. Disana telah siap sebidang tanah lengkap dengan semua fasilitas peternakan ikan. Dia ingin menghabiskan masa pensiun dengan menjadi petani ikan. Lucunya, dia tidak memilih ikan konsumsi tetapi koi, padahal dia sama sekali belum memiliki pengetahuan apapun tentang koi apalagi beternak koi.

Walhasil pada satu tahun pertama, Pak Tua itu bagai meretas jalan panjang tak berujung. Dia mendapat bantuan dari banyak orang temasuk Dinas Perikanan setempat yang pengetahuan dan pengalamannya malah tidak jauh berbeda dengan dia. Pernah seorang supir dari intansi tersebut mengajarinya dengan gaya profesional melebihi penangkar ternama di Jepang. Hasilnya nol!! Pak Tua itu tidak marah atau menolak pertolongan apapun yang datang meski dalam banyak hal dirasakan aneh. Hatinya terlampau baik.

Pak Tua ini tidak putus asa. Pengalaman hidup yang sarat catatan prestasi dan keberhasilan selama karir emasnya di sebuah intansi mengajarkan bagaimana caranya berjuang meraih keinginan. Setahun kemudian lewat petualangan di dunia maya tanpa disangka dia “tersesat di jalan yang benar”. Dia menemukan sebuah tempat yang kelak kemudian hari mengubah arah hidup peternakannya. Kita mengenal tempat itu sebagai “Forum KOI’s”.

Dengan penuh rasa ingin tahu dia masuk dan bergabung. Dia baca lahap semua postingan dan diskusi yang ada. Awalnya dia tidak percaya diri untuk terlibat dalam diskusi. Dia hanya membaca, mencerna dan mencatat ke dalam memorinya semua diskusi antara lain dari Datta, Chester, koilvr dan banyak lagi yang lainnya. Banyak hal dalam diskusi di forum yang bak membuka jalan baginya, yang menambah keyakinan bagaimana dia bisa mengisi masa pensiunnya.

Sampai suatu ketika rasa ingin tahunya melebihi rasa tidak percaya diri. Mulailah dia memperkenalkan diri di forum dan ikut berdiskusi. Gayanya yang bijak dan kebapakan membuatnya mudah diterima di kalangan anggota fotum. Dia mulai berinteraksi intensif dengan beberapa diantaranya untuk memenuhi dahaganya tentang cara beternak, membesarkan dan megapresiasi koi. Dia mengundang teman – teman barunya datang ke peternakan dan membuka diri terhadap berbagai masukan langsung.

Pak Tua itu akhirnya paham bagaimana langkah yang seharusnya diayunkan untuk memenuhi keinginan beternak koi. Dia mulai mempraktekan apa yang didapat di forum. Memang belum menghasilkan, tetapi sense dan rasa percaya diri mulai terbangun. Untuk semua itu dia sangat berterimakasih kepada siapapun di forum yang telah begitu banyak membantu, setidaknya memberi dukungan.

Dan karena alasan itulah dia datang ke HTP merajut janji bertemu dengan teman – teman dunia mayanya.

Kiranya tidak usah berpanjang lebar mengenai apa yang terjadi pada siang hari itu di HTP. Pertemuan yang membuat kita saling mengenal satu sama lain. Pak Tua yang kemudian kita kenal dengan nama Acep Hidayat atau PutNus dengan rendah hati terus menerus berterimakasih kepada sobat – sobat mudanya. “Kalau tidak karena KOI’s saya tidak akan pernah seperti ini” ujarnya berulang kali. Dia merasakan betul manfaatnya sehingga tanpa canggung selalu menyatakan “Belajar Koi, KOI’s lah tempatnya”

Pertemuan siang itu relatif singkat, tetapi dampaknya luar biasa. Hubungan dengan Abah, demikian dia membahasakan dirinya, kian terjalin erat. Silih berganti para anggota forum berkunjung dan memberi dukungan untuk terus berkarya. Abah berbenah serius, Fasilitas yang ada dilengkapi agar memenuhi persyaratan, kolam indukan dibangun dan indukan berkualitas mulai dicari, bukan lagi indukan lokal asal tetapi yang penting berkualitas. Papan Nama dipajang mentereng: “Gavrilla Koi Farm”

Abah yang punya keinginan kuat untuk terus belajar melakukan interaksi intensif untuk mendapatkan lebih banyak masukan. Dia berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang diadakan KOI’s. Hanya kegiatan KOI’s yang bisa memaksa Abah turun gunung. Selebihnya? Waktunya lebih banyak dihabiskan untuk belajar langsung dari koi –koi dikolamnya. Ketika tahu KOI’s akan membuat majalah, Abah adalah salah seorang yang berdiri di depan, membuka jalan agar majalah ini bisa eksis. Tak kurang hutang budi KOI’s kepadanya, tetapi bukan semata – mata karena itu hubungan persahabatan keduanya terajut erat. Kesamaan nilai untuk terus mengembangkan komunitas ini membuat hubungan keduanya kian bertaut.

Hampir dua tahun kemudian Abah sudah menunjukan kemajuan pesat. Sudah piawai mengelola indukan, sudah pandai mengeluarkan telur, pandai pula menekan mortalitas burayak dan menyeleksi burayak terbaik.

Abah sudah berani menunjukan hasil karyanya. Lewat Sakai Kohaku 78 cm, bloodline Big Rose, Abah mencatat tonggak perjalanannya. Lima bulan kemudian hasil pemijahannya sudah terlihat. Dengan bangga Abah berkirim kabar. “Saya sudah punya 20 ekor anakan kualitas kontes!!” ujarnya suatu ketika

Tentu saja ini adalah kebanggaan. Kepada kami Abah berucap akan memberikan anakan ini kepada anggota forum, terserah hendak diapakan. Abah hanya mengambil dua ekor dari anakan untuk dibesarkan.

Team KOI’s segera berangkat ke Puncak untuk melihat karya si Abah. Mata kami terbalak melihat Sanke dan Kohaku kualitas super yang dihasilkan dari pemijahan itu. Kami berbincang dan bercanda mengenang perjalanan panjang yang telah kita lalui. Tak kurang hangat pertemuan kami dengan sajian makan siang yang terasa semakin nikmat disantap di kaki gunung dalam keadaan lapar. “Ibu hanya pandai memasak rawon” katanya merendah ketika melihat kami lahap besantap.

Setelah perut kenyang, kami mulai melakukan seleksi koi – koi yang akan dibikin kegiatan diforum. Dari 60 ekor seleksi terakhir, KOI’s mengambil 26 ekor untuk kegiatan keeping contest. Foto – foto koi yang terpilih berikut aturan mainnya akan diposting Gading Koi yang dipercaya sebagai organisator kegiatan ini.


Foto - Foto Kunjungan KOI's:

Abah menjelaskan kepada rombongan, fasilitas yang ada di gavrilla saat ini





Fasilitas Gavrilla Koi Farm











Mengintip "simpanan" Abah



Ini Dia Dua Jagoan "Big Rose"





Memenuhi Panggilan Perut.



Akhirnya Seleksi,





Yang Terpilih Untuk Keeping Contest